Egois Cikal Bakal Korupsi

Semua orang menyambut gembira hari ulang tahun Republik Indonesia yang telah menginjak umur 65 tahun. Berbagai kegiatan bertema nasionalisme banyak sekali diadakan. Ketua RT memberitahukan bahwa ada kerja bakti memasang umbul-umbul bendera merah putih. Ketua OSIS memberitahukan bahwa ada lomba-lomba antar kelas dalam menyambut HUT RI yang ke-65. Ibu-ibu berkumpul untuk merencanakan acara resepsi yang akan dilaksanakan pada malam 17 Agustus. Semua tampak bergembira dan suka cita dalam menyambut hari kemerdekaan. Dan kita harus bertanya. Apakah selain hari ulang tahun Negara, masih akan diadakan kerja bakti RT? Atau memasak konsumsi resepsi bersama? Sungguh memprihatinkan jika semua hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja. Mengapa semua ini masih terjadi? Dan sebuah kata yang bisa menjawab hanya ‘egois’.

Egois adalah suatu keadaan di mana seseorang mempunyai sifat keras kepala dan merasa dirinya yang berhak mendapatkan sesuatu hal yang dinilai setara dengan kemampuan orang tersebut. Beberapa orang mendapatkan sifat itu karena pengaruh lingkungan masyarakat sejak kecil. Beberapa orang mendapatkannya seiringan dengan pencarian jati diri. Dari sebagian orang, rasa egois tersebut dapat dihilangkan. Dan sebagian lagi, sulit dihilangkan. Sebenarnya, dari manakah rasa itu muncul?

Pendapat pertama, rasa egois muncul karena seseorang lahir dengan keadaan kaya, orang tua sibuk, dan orang itu adalah anak tunggal. Sebagian anak tunggal yang kita temui, hampir semuanya memiliki rasa egois yang tinggi. Jika orang tua masih belum mempunyai cara mendidik anak yang baik, tidak bisa dipungkiri, anak itu akan terjebak dalam rasa egois. Bagaimana tidak. Apabila anak tersebut merasa kemauannya tidak terpenuhi, maka ia akan memberontak. Jika orang tuanya masih belum bisa mendidik anak, mereka akan berusaha memenuhi keinginan anak mereka. Dan apabila orang tua tersebut tidak bisa memenuhi keinginan anak tunggalnya, anak itu akan bersikap tidak mau tahu dan tidak peduli dan hanya ingin mendapatkan keinginannya. Dalam kasus ini, si anak akan mendapatkan sifat egois dan sikap manja yang pasti akan mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Dapat ditunjukan dengan ketidak inginan anak tunggal mempunyai seorang saudara lagi.

Ada juga yang berpendapat, orang egois dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memaksa dia untuk bersikap egois. Inilah sifat yang sering menggerogoti hati para pejabat negeri. Tetapi, rasa egois itu tidak sering terlihat orang karena mereka sering diikuti sifat munafik. Bagaimana tidak. Setiap hari, para calon koruptor akan berhadapan dengan miliaran uang yang berasal dari uang rakyat. Bagi sebagian orang yang tidak kuat iman, mereka akan berusaha untuk mencari kesempatan mengganti predikat menjadi seorang koruptor. Setelah mencuri uang rakyat, mereka akan berusaha keras menutupi kesalahan mereka. Menganggap diri mereka sebagai orang anti korupsi. Sungguh macam orang yang sangat memalukan dan sangat sulit untuk dimaafkan. Sudah sangat jelas. Korupsi adalah sebuah tindakan mengambil hak rakyat. Korupsi juga berawal dari rasa egois. Para koruptor biasanya tidak mempedulikan kesedihan rakyat yang diambil haknya. Padahal uang yang mereka korupsi sangat bermanfaat untuk rakyat kecil. Dan derita rakyat kecil bisa dihapuskan apabila di Indonesia terbebas dari pengkorupsian.

Egois bisa berawal dari bangku sekolahan, terutama saat ulangan. Ulangan adalah kata yang paling dibenci siswa yang malas. Untuk menutupi kemalasannya, siswa akan mencontek. Apabila siswa itu mencontek temannya, rasa egois mulai muncul. Siswa yang mencontek tidak pernah berpikir kerja keras yang dilakukan temannya. Ia juga hanya berpikir harus mendapatkan nilai bagus. Ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan nilai itu. Sama seperti koruptor. Ia tidak pernah berpikir kerja keras bangsa untuk membayar pajak. Ia hanya berpikir mendapatkan kekayaan tanpa kerja keras. Sama bukan?
Sebenarnya mudah untuk menghindari sikap egois. Kita hanya harus membiasakan diri untuk bersikap terbuka, ikut dalam kegiatan di masyarakat, dan bidang sosial lainnya. Dengan itu, kita akan terbiasa untuk merasakan apa yang dirasakan orang-orang disekitar kita. Lebih memahami apa yang dipikirkan orang-orang terdekat kita. Semua itu akan membuat kita merasa simpati dan dapat dipastikan, rasa egois tidak akan merasuki jiwa kita.

Dengan sedikitnya rasa egois yang dimiliki bangsa, tindak korupsi akan bisa dicegah. Penyuluhan sejak dini dapat pula menekan tindak korupsi. Pendalaman agama juga cara yang paling ampuh dalam memberantas korupsi. Karena orang yang taat agama akan merasa bahwa tindakannya akan selalu diketahui. Untuk itu, marilah kita siswa siswi harapan bangsa untuk selalu menjauhkan diri kita dari sifat-sifat yang nantinya akan merugikan bangsa dan Negara.

65 tahun sudah, Indonesia merayakan ulang tahunnya. Begitu banyak perkembangan pesat yang menorehkan sejuta kebanggaan. Tapi tidak kalah banyak pula tindakan sia-sia yang merobek hati bangsa. Hanya untuk melampiaskan rasa egois, mereka mampu menghilangkan kerja keras yang pernah mereka lakukan dalam sekejap mata. Ingatlah. Kita hidup bersama orang lain. Kita adalah makhluk sosial. Apa yang kita kerjakan akan mempengaruhi orang lain. Mengapa Negara kita tidak maju-maju? Mungkin karena sebagian dari penduduk kita masih bersikap egois. Masih memikirkan kepentingan diri sendiri. Kepentingan kelangsungan hidup sendiri. Masih bergerak menurut keyakinan sendiri. Jika rasa egois itu dihilangkan, bangsa ini akan lebih maju. Pemerintah merasakan kepedihan rakyat jelata. Rakyat jelata akan mengerti kebingungan pemerintah dalam mengurusi masalah dalam dan luar negeri. Tanpa mempedulikan kesempatan untuk berbuat jelek, kehidupan akan bertimbal balik. Pemerintah akan berusaha keras menyejahterakan rakyat jelata. Dan rakyat jelata akan berusaha keras menghidupi diri mereka sendiri tanpa menyusahkan pemerintah. Dan semua alur kehidupan akan berjalan menjadi lebih baik dan akan semakin baik lagi bagi kemajuan Indonesia yang semakin tua ini.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Egois Cikal Bakal Korupsi"

Posting Komentar